Indopost.news – Gorontalo. Di tengah semangat menimba pengalaman lapangan, mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo (UNUGo) justru menghadapi kenyataan pahit.
Dengan beban biaya Praktek Kerja Lapangan (PKL) mencapai Rp1.700.000 per orang, mereka mengaku tidak mendapatkan fasilitas apapun dari kampus, bahkan tempat tinggal dan logistik dasar pun harus dicari sendiri.
Ironisnya, alih-alih difasilitasi, mahasiswa justru merasa seperti “dilepas begitu saja” ke lokasi PKL tanpa dukungan berarti dari pihak kampus.
“Kami pikir dengan membayar Rp1,7 juta, setidaknya tempat tinggal atau konsumsi selama PKL bisa ditanggung kampus. Tapi nyatanya semua harus kami urus sendiri,” ujar salah satu mahasiswa yang enggan disebut namanya, Kamis (15/5).
Kenyataan ini menimbulkan pertanyaan besar soal transparansi dan tanggung jawab pihak fakultas. Sebagian besar mahasiswa merasa sistem perencanaan PKL kali ini terkesan asal-asalan dan tidak berpihak pada kondisi mahasiswa yang sebagian besar berasal dari keluarga menengah ke bawah.
“Kami sudah keluar biaya besar, belum lagi sewa kos, dan makan harian, Kalau dikalkulasi biayanya bisa tembus dua kali lipat,” tambahnya.
Tak sedikit pihak yang menilai bahwa kejadian ini mencerminkan buruknya perencanaan dan lemahnya tanggung jawab institusi dalam mendampingi mahasiswanya. Padahal, PKL adalah salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran profesional di bidang kesehatan.
“Kami bukan menuntut semuanya harus gratis. Tapi kalau sudah bayar mahal, kami berhak tahu uang itu untuk apa. Jangan sampai mahasiswa disuruh mandiri, tapi tetap dibebani biaya besar,” kata mahasiswa lainnya tersebut dengan nada kecewa.
Peristiwa ini memunculkan desakan agar kampus, khususnya pihak FIKES UNUGo, segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelaksanaan PKL. Transparansi anggaran dan keberpihakan pada kesejahteraan mahasiswa menjadi tuntutan utama.
Karena, PKL seharusnya menjadi ajang pembelajaran dan penguatan kompetensi, bukan ajang komersialisasi yang membebani mahasiswa. Bila benar uang mahasiswa tidak dialokasikan secara semestinya, maka ini bukan sekadar kesalahan teknis, melainkan kegagalan sistemik yang patut dikoreksi.
Hingga Berita ini diturunkan, Pihak Indopost.news telah menghubungi Rektor UNUGo namun belum mendapat balasan. (Basittuda)