Indopost.news – Gorontalo. Pernyataan tegas datang dari aktivis dan pengamat politik Gorontalo, Frengkymax Kadir, yang menyebut bahwa “Politik Uang dan Cukong Politik adalah awal kehancuran Gorontalo.”
Menurutnya, praktek politik uang yang kian vulgar dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Gorontalo Utara adalah potret nyata membusuknya sistem demokrasi lokal yang kini dikendalikan oleh kepentingan kapitalis politik, yang ia sebut sebagai CUKONG POLITIK RSB (Rusak Sistem Berpolitik).
“Setiap rupiah yang digunakan untuk membeli suara adalah utang yang akan dibayar dengan korupsi. Dan yang lebih berbahaya, utang itu bukan hanya kepada rakyat, tapi kepada para cukong politik yang tidak segan mengatur kebijakan demi keuntungan pribadi,” tegas Frengkymax.
Fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan kasus politik uang oleh Bawaslu Provinsi Gorontalo semakin memperkuat kekhawatiran Frengkymax. Ia menilai, PSU di Gorontalo Utara menjadi titik terang bagaimana sistem politik lokal telah dibajak oleh kekuatan modal.
“Ketika uang dan pengaruh cukong menjadi penentu siapa yang duduk di kursi kekuasaan, maka yang terjadi bukan lagi pelayanan publik, melainkan pelayanan utang politik. Jabatan menjadi transaksi bisnis, bukan amanat rakyat,” lanjutnya.
Lebih jauh, Frengkymax mengkritik keras situasi di dua kabupaten: Gorontalo Utara dan Bone Bolango, yang menurutnya menjadi laboratorium kekuasaan para cukong politik. Ia menyebut, figur-figur yang tampil dalam panggung politik di dua daerah tersebut tidak jarang hanyalah “petugas politik” dari para pemodal.
“Bagaimana mungkin seorang kepala daerah bisa mengambil keputusan independen kalau dia masih harus menyetor cicilan politik ke cukong yang membiayai kampanyenya?” tanyanya retoris.
Frengkymax menegaskan bahwa politik uang sejatinya adalah bentuk korupsi yang dilegalkan secara diam-diam melalui pemilu. Dampaknya sangat luas: kehancuran sistem rekrutmen pemimpin, rusaknya nilai kejujuran dalam demokrasi, hingga melebarnya ketimpangan sosial akibat kebijakan yang hanya berpihak pada pemodal.
“Yang terpilih bukan yang berkualitas, tapi yang paling tebal dompetnya. Inilah demokrasi cacat yang sedang kita saksikan hari ini,” ujarnya.
Dalam penutupnya, Frengkymax menyerukan perlunya gerakan kolektif untuk membersihkan proses demokrasi dari pengaruh uang haram dan dominasi cukong politik. Menurutnya, hanya orang-orang berintegritas tinggi yang mampu melawan godaan dan tekanan sistem ini.
“Kita butuh pemimpin yang lahir dari kehendak rakyat, bukan dari mesin ATM para cukong. Kalau tidak, Gorontalo tidak akan pernah benar-benar merdeka dari krisis moral dan krisis keadilan,” pungkasnya.